Hama tikus sulit sekali dikendalikan karena kurang serempaknya dalam pengendalian hama tikus. Upaya -upaya pengendalian tikus di Desa Tlogoweru Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah sudah dilakukan oleh masyarakat sejak tahun 1963. Desa Tlogoweru daerah endemis tikus. Upaya-upaya yang sudah dilakukan diantaranya:
- Gerakan gotong royong gropyokan tikus dengan cara pembongkaran sarang tikus.
- Gerakan gropyokan tikus dengan alat jaring tikus.
- Perburuan dan penembakan tikus dengan senapan angin.
- Menggunakan umpan yang beracun.
- Menggunakan jebakan tikus.
-penggomposan dengan menggunakan belerang.
- Sanitasi pembersihan gulma / rumput liar.
- Rekayasa genetika dengan memberi unpan ketela yang digodog dengan air kelapa, agar tikus yang makan umpan tersebut mandul.
- Kebijakan Kepala Desa Tlogoweru dengan peraturan desa yang mewajibkan setiap kepala keluarga setor buntut tikus. Tiap tahun dua kali , setiap kepala keluarga wajib setor buntut tikus 50- 300 ekor buntut tikus.
Upaya tersebut di atas sudah dilakukan namun masih saja terjadi kerusakan yang diakibatkan serangan hama tikus.Kerusakannya antara 20% s/d 30 % pada komoditas padi, sedang komoditas lainnya lebih dari 30 %.
Kini Pemerintah Desa Tlogoweru beserta masyarakat Desa Tlogoweru mengendalikan tikus dengan burung predator tikus ( Tyto alba ). PPAH ( Pusat Pengembangan Agensia Hayati ) Tyto alba di Desa Tlogoweru Kecamatan Guntur Kabupaten Demak dibentuk oleh Kepala Desa Tlogoweru bekerja sama dengan fihak swasta. PPAH Tyto alba Desa Tlogoweru kecamatan Guntur Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah, menangkarkan dan mengembangkan Burung predator tikus spesies Tyto alba.