PENGELOLAAN
AIR PADA SAWAH IRIGASI DATARAN RENDAH
oleh
Ramadhani
Kurnia Adhi, SP., MS.
Widyaiswara Muda
Padi budidaya (Oryza sativa)
adalah rumput tahunan yang berkembang dari nenek moyang semi-akuatik. Untuk
menjamin air yang cukup, kebanyakan petani padi menginginkan untuk memelihara
lahan mereka tetap pada kondisi tergenang. Padi dataran rendah ditanam di lahan
tertutup (sawah) yang secara terus menerus digenangi dari mulai tanam sampai dekat dengan
panen.
Karena banjir alaminya, lahan sawah
dataran rendah membutuhkan air yang rendah. Di seluruh dunia, ada sekitar 133
juta ha padi dataran rendah yang dipanen, dimana 79 juta ha diperlengkapi
dengan fasilitas irigasi. Estimasi penggunaan air (oleh evapotranspirasi) semua
lahan sawah yang panen di dunia sekitar 859 km3 per tahun. Rata-rata
sebanyak 1.432 liter air yang dievapotranspirasi untuk menghasilkan 1 kg padi
kasar. Padi irigasi menerima sekitar 34-43% keseluruhan air irigasi dunia, atau
sekitar 24-30% seluruh sumberdaya air segar yang tersedia dunia.
Di seluruh dunia, air untuk pertanian
mulai terjadi kelangkaan. Karena nenek moyang semi-akuatiknya, padi sangat
sensitif terhadap kekurangan air. Ketika
kandungan air tanah turun di bawah titik jenuh, kebanyakan varietas padi
menampakkan gejala stress air. Praktek pengelolaan air dengan pengukuran
diperlukan untuk menggunakan air secara bijak dan memaksimalkan hasil
padi.
Keseimbangan air pada padi dataran rendah
Karena banjir alami padi dataran
rendah, keseimbangan dan prodiktivitas airnya berbeda dari serealia lain seperti
gandum dan jagung. Masukan air ke lahan sawah dataran rendah diperlukan untuk
menyesuaikan keluarnya air oleh rembesan,
perkolasi, penguapan dan pernafasan. Rembesan merupakan aliran air sub
permukaan lateral dan perkolasi merupakan aliran air ke bawah di bawah
daerah perakaran. Nilai kombinasi untuk rembesan dan perkolasi bervariasi dari
1-5 mm d-1 pada tanah liat berat, sampai 25-30 mm d-1
pada tanah berpasir lempung berpasir. Evaporasi terjadi dari lapisan air kolam
dan transpirasi adalah air yang hilang dari daun tanaman. Tingkat
evapotranspirasi kombinasi khas lahan sawah adalah 4-5 mm d-1 pada
musim basah dan 6-7 mm d-1 pada musim kering, tetapi dapat mencapai
10-11 mm d-1 pada wilayah subtropics sebelum permulaan musim hujan.
Keseluruhan input air ke lahan sawah (hujan tambah irigasi) bervariasi dari
400 mm pada tanah liat berat dengan muka air tanah dangkal dan lebih dari
2000 mm pada tanah bertekstur kasar (berpasir atau berlempung) dengan muka air
tanah dalam. Sekitar 1300-1500 mm nilai khas untuk padi Irigasi di Asia. Aliran
air keluar oleh rembesan dan perkolasi dihitung sekitar 25-50% keseluruhan masukan
air pada tanah berat dengan permukaan air dangkal dengan kedalaman 20-50 cm dan
50-58% pada tanah bertekstur kasar dengan permukaan air dalam sekitar 150 cm
atau lebih.
Pengelolaan air terukur
Pengelolaan air yang baik di padi
dataran rendah difokuskan pada praktek yang mengkonservasi air (dengan
mengurangi aliran air tak produktif seperti rembesan, perkolasi dan evaporasi)
sambil memastikan air yang cukup bagi tanaman. Pada bab berikut, praktek
pengelolaan air diberikan untuk periode siklus tanaman yang berbeda dari
aktivitas pra tanam sampai tahap pemasakan. Diasumsikan bahwa petani mempunyai
akses terhadap irigasi yang cukup untuk merawat kondisi penggenangan.
> Pra tanam
Jumlah air yang digunakan untuk
persiapan lahan basah untuk padi dataran rendah mencapai 100-150 mm tetapi
dapat mencapai 900 mm dalam sistem irigasi skala besar dengan periode persiapan
lahan yang panjang. Pilihan yang beragam tersedia untuk meminimalkan jumlah air yang digunakan pada periode pra tanam.
Persiapan lahan merupakan dasar untuk keseluruhan musim pertanaman dan ini
penting pada situasi apapun untuk “mendapatkan dasar yang benar” untuk
pengelolaan air yang baik setelahnya. Hal yang penting untuk pengelolaan air
yang baik khususnya adalah saluran lahan, perataan lahan, operasi meladang
(mengolah, persiapan pematang dan perawatan).
- Saluran lahan untuk mengelola air
Pada banyak sistem irigasi, tidak ada
saluran lahan (atau irigasi tersier atau saluran draianse) dan air mengalir
dari satu lahan ke yang lain melalui lubang pada pematang. Ini disebut irigasi
“plot-to-plot”. Jumlah air yang mengalir masuk dan keluar lahan sawah tidak
dapat diatur dan pengelolaan air spesifik lahan tidak memungkinkan. Ini berarti
petani tidak dapat mengeringkan lahan mereka karena air terus mengalir dari
lahan lain. Juga, mereka tidak dapat memperoleh air mengalir jika petani di
bagian atas menahan air di lahan mereka atau membuat lahan mereka kering untuk
menyiapkan panen. Lebih lagi, sejumlah teknologi untuk menanggulangi kelangkaan
air membutuhkan pengaturan air yang baik untuk lahan individual. Akhirnya, air
yang secara kontinyu mengalir melalui lahan sawah dapat menghilangkan hara
(pupuk) yang bernilai.
Membangun saluran terpisah untuk
membawa air ke (irigasi) dan dari (drainase) masing-masing lahan sangat
meningkatkan pengendalian air individu, dan merupakan praktek yang
direkomendasikan pada berbagai tipe sistem irigasi. Sebagai alternatif, jika
saluran lahan tidak dapat dibangun untuk lahan individual, mereka harus membangun
untuk melayani sejumlah lahan terbatas secara bersama-sama.
- Mengolah lahan secara dangkal/membajak tanah retak
Sejumlah besar air dapat hilang selama perendaman awal untuk
mengolah ketika retakan luas dan dalam hadir yang menyokong aliran bypass secara
cepat ke bawah daerah perakaran. Penambahan pengolahan secara dangkal untuk
mengisi retakan sebelum rendaman dapat banyak mengurangi jumlah air yang
digunakan pada persiapan lahan basah.
- Mengolah
dengan seksama
Lahan sawah dapat dibandingkan dengan
bak mandi: bahan bak mandi tidak dapat terpisahkan dan ini mengikat air dengan
baik-bagaimanapun, anda hanya perlu untuk mendapatkan satu lubang (dengan
memindahkan sumbat) dan air keluar dengan segera. Lahan sawah hanya membutuhkan sedikit lubang tikus atau
titik-titk kebocoran dan mereka akan segera kehilangan air dengan rembesan dan
perkolasi. Pengolahan yang seksama menghasilkan tapak bajak yang rapi dan bagus
yang mengurangi tingkat perkolasi selama periode pertumbuhan tanaman. Keefektifan pengolahan dalam
mengurangi perkolasi sangat tergantung pada properti tanah. Pengolahan tidak
efektif pada tanah yang kasar, yang tidak memiliki cukup partisi liat yang
bagus untuk berpindah ke bawah dan mengisi retakan dan pori-pori di tapak
bajak. Di lain pihak pengolahan sangat efisien pada tanah liat yang membentuk
retakan selama masa kosong yang menembus lapisan bajak. Meskipun pengolahan
mengurangi tingkat perkolasi tanah, kegiatan pengolahan itu sendiri banyak
mengkonsumsi air, dan ada imbuhan antara jumlah air yang digunakan untuk
pengolahan dan jumlah air “yang disimpan” selama periode pertumbuhan tanaman
dengan permeabilitas vertikal rendah atau drainase internal terbatas. Pada
beberapa tanam, penanaman benih langsung pada lahan yang tidak diolah tetapi
diolah pada status kering mungkin sangat baik dengan kehilangan perkolasi
minimal.
- Perataan lahan
Lahan yang diratakan dengan baik merupakan prasyarat untuk
pengelolaan air yang baik. Ketika lahan tidak rata, air dapat menggenang di
bagian rendah dimana bagian yang lebih atas dapat kekeringan. Ini menghasilkan
munculnya tanaman yang tidak rata dan pertumbuhan awal yang tidak rata,
distribusi pupuk yang tidak rata, dan mungkin masalah gulma yang lebih.
- Persiapan pematang dan perawatan
Pematang yang baik merupakan prasyarat untuk membatasi
kehilangan air oleh rembesan dan aliran bawah pematang. Untuk membatasi
kehilangan rembesan, pematang harus dipadatkan dengan baik dan segala retakan
dan lubang tikus harus ditutup dengan lumpur pada awal musim tanam. Buat pematang
cukup tinggi (sekitar 20 cm) untuk mencegah luapan di atas pematang ketika
hujan deras. Tanggul yang kecil dengan tinggi sekitar 5-10 cm pada
pematang dapat digunakan untuk menjaga kedalaman air kolam pada ketinggian
tersebut. Jika lebih air perlu disimpan, ini relatif mudah untuk menutup
tanggul ini. Peneliti menggunakan lembaran plastik pada pematang di lahan
percobaan untuk mengurangi kehilangan rembesan. Meskipun beberapa pengukuran
mungkin secara finansial tidak menarik bagi petani, penulis telah mendatangi
petani di delta Mekong di Vietnam yang menggunakan lembaran plastik tua untuk
menghalangi rembesan melalui bagian yang sangat bocor pada pematangnya.
- Irigasi
Persemaian
Kebanyakan padi dataran rendah ditanam
dengan memindahkan tanaman padi persemaian ke lahan utama. Pada sistem irigasi
skala besar, persemaian sering ditemukan di sudut lahan petani terserak di
sepanjang wilayah. Jika tidak ada saluran lahan untuk mengairi persemaian
secara terpisah, keseluruhan lahan tergenangi ketika tanaman padi tumbuh pada
persemaian. Semua air yang hilang dari lahan utama melalui evaporasi, rembesan,
dan perkolasi, merupakan kehilangan yang boros karena belum ada tanaman yang
tumbuh di lahan. Salah satu cara yang menolong adalah membangun saluran lahan
untuk membawa air hanya ke persemaian sehingga lahan utama hanya perlu direndam
dan diolah beberapa hari sebelum penanaman (3-4 hari). Persemaian paling baik ditempatkan dekat dengan saluran
utama jadi sedikit air yang hilang dengan pengaliran air yang jauh melalui
saluran lahan. Persemaian yang terkumpul mungkin merupakan pilihan untuk
memusatkan penumbuhan bibit pada satu tempat untuk menggunakan air irigasi
secara paling efisien. Di beberapa wilayah, perusahaan pribadi menghasilkan
bibit dimana petani dapat membeli jadi mereka menghemat air irigasi mereka.
- Tanam benih langsung pada lahan basah
Jika irigasi plot-to-plot praktis dan tidak ada peluang
untuk membangun saluran lahan untuk mengairi persemaian, tanam benih langsung
basah mungkin sebuah pilihan untuk mengurangi penggunaan air di periode
persiapan lahan pada sistem irigasi skala luas. Daripada merawat lahan kosong
tergenang yang kosong ketika tanaman tumbuh di persemaian, benih yang
berkecambah ditanam pada tanah yang diolah hanya beberapa hari setelah
pengolahan dan perataan. Dengan tanam benih langsung, tanaman mulai tumbuh dan
menggunakan air dari saat pertumbuhan dan selanjutnya. Keseluruhan musim
penumbuhan (dari penaburan sampai panen) juga lebih pendek pada tanam benih
langsung daripada sistem tanam pindah karena tidak ada periode kejutan
pemindahan. Tanam benih kering juga dapat meningkatkan penggunaan efektif air
hujan melalui penamaman lebih awal dan karena itu mengurangi keperluan
pengairan. Bagaimanapun, ketika persemaian dapat dipisahkan irigasinya dari
lahan utama, sistem tanam pindah akan membutuhkan lebih sedikit air daripada
tanam benih langsung karena keseluruhan durasi tanaman pada lahan utama lebih
pendek (dan karena itu, lebih sedikit air diperlukan yang disalurkan ke lahan utama).
- Tanam benih langsung pada lahan
kering
Sejumlah besar air (20-40% keseluruhan
penggunaan air) dipakai selama persiapan lahan basah untuk pengolahan,
pemindahan tanaman atau tanam benih basah. Petani dapat mengurangi penggunaan
air dengan beralih dari pengolahan lahan ke persiapan tanpa olah tanah pada
sistem tanam benih langsung kering. Persiapan lahan kering tidak membutuhkan
sejumlah besar air irigasi karena tidak membutuhkan pembanjiran lahan. Dengan tanam benih langsung, tanaman mulai tumbuh dan
menggunakan air dari saat pertumbuhan dan selanjutnya. Tanam benih kering juga
dapat meningkatkan penggunaan air hujan secara efektif melalui penanaman lebih
awal dan karena itu mengurangi keperluan pengairan. Bagaimanapun, tanam benih
kering dengan penggenangan setelahnya hanya mungkin pada tanah liat berat
dengan permeabilitas rendah dan miskin akan drainase internal yang tidak
membutuhkan pengolahan yang panjang untuk membuat lapisan impermeabel.
- Sinkronisasi persiapan lahan
Meminimalkan waktu kembali antara
pembanjiran lahan untuk persiapan lahan basah dan pindah tanam mengurangi
periode bahwa tidak ada tanaman dan karena itu aliran air keluar dari lahan
(oleh penguapan, rembesan, dan perkolasi) tidak berkonstribusi pada produksi.
Khusus pada sistem irigasi skala luas dengan irigasi plot-to-plot, kehilangan
air selama waktu kembali dapat sangat tinggi dimana seluruh wilayah terbanjiri
untuk menyediakan air ke persemaian kecil yang tersebar di seluruh area.
Operasi yang sinkron, dan sebagai akibatnya pengurangan persiapan lahan oleh
kerena itu dapat mengurangi penggunaan air. Juga pada sistem tabur benih
langsung, pengiriman air secara sinkron mengurangi kehilangan operasi pada
saluran.
> Tahap vegetatif awal
Setelah pembentukan tanaman, pembuatan
kolam air secara kontinyu secara umum menyediakan lingkungan pertumbuhan
terbaik untuk padi dan akan menghasilkan hasil tertinggi. Pembanjiran juga
membantu dalam menekan pertumbuhan gulma, meningkatkan efisiensi penggunaan
nitrogen dan pada beberapa lingkungan, membantu dalam melindungi tanaman dari
fluktuasi suhu. Setelah pindah tanam, ketinggian air harus sekitar 3 cm pada
awalnya, dan secara berangsur-angsur meningkat menjadi 5-10 cm dengan
meningkatnya tinggi tanaman. Dengan tanam benih langsung basah, tanah harus
dijaga tetap jenuh dari penaburan sampai 10 hari setelah pemunculan, dan
kemudian kedalaman air kolam harus secara berangsur-angsur meningkat dengan
meningkatnya tinggi tanaman. Dengan tanam benih langsung kering, tanah harus
lembab tetapi tidak jenuh dari tabur sampai muncul, yang lain benih mengakar
pada tanah. Setelah penaburan, aplikasikan pengairan yang banyak jika tidak ada
hujan untuk membasahi tanah. Jenuhkan tanah ketika tanaman telah membentuk 3
daun, dan secara berangsur-angsur tingkatkan kedalaman air kolam dengan
meningkatnya tinggi tanaman.
Di bawah kondisi yang pasti, membiarkan
tanah kering selama beberapa hari sebelum dibanjiri kembali dapat bermanfaat.
Pada tanah yang pasti tinggi bahan organiknya, kandungan racun dapat terbentuk
selama pembanjiran yang dapat dihilangkan melalui pengeringan tanah sesaat. Pengeringan sesaat mendorong pertumbuhan akar yang dapat
menolong tanaman menahan lebih baik pada kasus angin kuat selanjutnya pada
musim tersebut. Pengeringan tanah sesaat juga dapat membantu mengendalikan hama
dan penyakit secara pasti yang membutuhkan ketersediaan air untuk penyebaran
dan bertahan hidup mereka, seperti keong mas. Di Cina dan Jepang, petani sering
melakukan periode pengeringan 7-10 hari di tengah musim (selama tanah dibiarkan
mengering) selama tahap pertumbuhan aktif. Praktek ini seharusnya dapat
mengurangi jumlah kelebihan dan anakan yang tidak produktif, tetapi keuntungan
ini tidak selalu ditemukan. Pengeringan tanah sesaat juga digunakan pada Sistem of Rice Intensification (SRI)
dan ini diusulkan untuk memimpin meningkatkan kesehatan tanah. Penelitian yang
lain, menunjukkan bahwa tanah tak terbanjiri mendorong kejadian hama tanah
seperti nematoda. Petani yang ingin meneliti dengan pengeringan tanah sesaat dapat
menggunakan praktek basah dan kering secara bergantian yang aman sebagai titik
awal.
> Tahap reproduktif
Padi dataran rendah secara ekstrim
sensitif terhadap kekurangan air pada tahap pembungaan, dan efek kekeringan
terjadi ketika kandungan air tanah menurun di bawah titik jenuh. Kekeringan
pada tahap pembungaan menyebabkan meningkatnya sterilitas bunga, menurunkan
persentase pengisian biji, dan dengan demikian mengurangi jumlah bulir per
malai dan menurunkan hasil. Jaga tinggi air di lahan pada 5 cm selama tahap ini.
> Tahap pemasakan
Periode ini tidak memerlukan pembanjiran. Tanah yang 80-90%
jenuh sudah mencukupi. Bagaimanapun, untuk operasi yang mudah, menjaga lahan
tergenang mungkin masih merupakan pendekatan pengelolaan yang paling mudah.
Mengeringkan lahan 10-15 hari sebelum hari panen yang ditentukan mempercepat
kedewasaan dan pemasakan bulir, mencegah kelebihan penyerapan nitrogen, dan
membuat lahan lebih baik diakses (karena ini lebih kering) untuk operasi panen.
Penanggulangan kelangkaan air
Diseluruh dunia, air untuk pertanian terus meningkat
kelangkaannya. Meskipun tidak ada inventaris, definisi atau perhitungan yang
sistematik, kelangkaan air pada wilayah pertumbuhan padi, diestimasi bahwa pada
tahun 2025, 15-20 juta ha sawah irigasi akan menderita akibat kelangkaan air.
Alasan kelangkaan air bermacam-macam dan spesifik lokasi, termasuk menurunnya
sumberdaya (contohnya, turunnya muka air tanah, endapan pada saluran), turunnya
kualitas (contoh, polusi kimia, salinitas), malfunsi sistem irigasi, dan
meningkatnya kompetisi dari sektor lain seperti pengguna perkkotaan dan
industri. Konsekuensi dari kelangkaan air adalah air tidak selalu tersedia
dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat untuk merealisasikan praktek
pengelolaan terbaik untuk air (yang secara mendasar, pembanjiran secara
kontinyu pada lahan dengan ketinggian 2-5 cm kedalaman air). Pilihan yang tepat
tersedia untuk membantu petani menanggulangi tingkat dan bentuk yang berbeda
dari kelangkaan air. Ini dimulai dengan praktek terukur selama persiapan lahan
dan aktivitas pra tanam. Selama pertumbuhan tanaman, ada teknik seperti
budidaya pada tanah jenuh, pembasahan dan pengeringan secara bergantian,
meninggikan bedengan, pemulsaan, dan padi aerobik dan sedang dikembangkan. Manual lengkap dalam mengelola
kelangkaan air pada produksi padi dapat diunduh melalui: http://www.knowledgebank.irri.org/watermanagement/references/water%20management_1.pdf
> Budidaya pada tanah jenuh (Saturated soil culture (SSC))
Pada budidaya pada tanah jenuh (saturated soil culture (SSC)),
tanah dijaga sejenuh mungkin, dimana dapat menurunkan aliran rembesan dan
perkolasi. Meskipun secara pengukuran konsep, SSC akan sulit dipraktekkan
karena ini membutuhkan aplikasi yang sering (harian atau sekali tiap dua hari)
sejumlah kecil air irigasi hanya untuk menjaga kedalaman air sekitar 1 cm. SSC
dalam praktek berarti irigasi dangkal diberikan untuk mendapatkan air
kolam sekitar 1 cm sehari atau berikutnya setelah 0% sampai 5% hilangnya air
kolam. Penghematan air tercatat dengan SSC beragam dari 5 sampai 50% tergantung
pada tipe tanah dan kedalaman muka air tanah) dengan kehilangan hasil 5-10%.
Bedengan tinggi merupakan langkah efektif untuk menjaga air sekitar penjenuhan.
Tanaman padi ditumbuhkan pada bedengan dan air di alur dijaga dekat dengan
permukaan bedengan (pada percobaan menggunakan sistem 34%,-Australia,
penghematan air 34% dan kehilangan hasil 16% dibandingkan dengan pagi
tergenang).
> Pembasahan dan pengeringan secara
bergantian
Pada pembasahan dan pengeringan secara
bergantian (alternate wetting and drying (AWD)), air irigasi
diaplikasikan untuk mendapatkan kondisi banjir setelah jumlah hari yang pasti
telah melewati hilangnya air kolam. AWD juga disebut “irigasi intermiten”
atau “irigasi terkontrol”. Jumlah hari tanah yang tidak terbanjiri pada AWD
sebelum irigasi dilakukan dapat bervariasi dari 1 sampai lebih dari 10 hari. Jalan praktis untuk mengimplementasi AWD adalah untuk
memonitor kedalaman muka air tanah pada lahan menggunakan “tabung air lahan”
berlubang sederhana. Setelah aplikasi irigasi, kedalaman air tanah akan secara
berangsur-angsur berkurang seiring waktu. Ketika tinggi air (yang diukur pada
tabung) 15 cm di bawah permukaan tanah, ini merupakan waktu untuk mengairi dan
membanjiri tanah dengan kedalaman sekitar 5 cm. Sekitar pembungaan, dari 1
minggu sebelum sampai 1 minggu sesudah puncak pembungaan, air kolam harus
dijaga pada kedalaman 5 cm untuk mencegah berbagai stress air yang akan
menyebabkan kehilangan hasil potensial. Ambang batas 15 cm disebut “AWD yang
aman” yang tidak akan menyebabkan berbagai hasil menurun sejak akar tanaman
padi akan masih mampu untuk menyerap air dari tanah jenuh dan air yang
bertempat pada wilayah perakaran. Tabung air lahan menolong petani melihat air
sumber yang “tak terlihat”. Pada AWD yang aman, penghematan air mungkin relatif
kecil, di sekitar 15%, tetapi tidak ada penalti hasil. Setelah membuat
kepercayaan bahwa AWD yang aman tidak mengurangi hasil, petani boleh mencoba
dengan mengurangi tingkat ambang batas untuk irigasi dari 20, 25, 30 cm, atau
bahkan lebih dalam. Beberapa penalti hasil mungkin diterima ketika harga air
tinggi atau ketika air sangat langka.
> Pemulsaan
Berbagai metode pemulsaan sedang
diteliti dengan sistem padi tidak digenangi, dan telah tampak mengurangi
penguapan sebaik kehilangan perkolasi ketika mempertahankan hasil yang tinggi.
Di wilayah berbukit di Shiyan, Provinsi Hubei, China, petani mengadopsi
penggunaan lembaran plastik untuk menutupi lahan sawah dimana tanah dijaga di
bawah titik jenuh. Subsidi pemerintah lokal dan secara aktif mempromosikan
penggunaan lembaran plastik ini, dan pada tahun 2006, ada sekitar 6000 ha
petani adopter. Keuntungan yang dinyatakan adalah: pada tahap pertumbuhan awal
tiga minggu pertama (padi ditumbuhkan pada awal musim semi ketika suhu masih
rendah, dan lembaran plastik meningkatkan suhu tanah), hasil yang lebih tinggi,
pertumbuhan gulma yang lebih sedikit, dan lebih sedikit penggunaan air (penting
selama musim kering). Bagaimanapun, penelitian kecil telah dilakukan untuk
memastikan keuntungan tersebut. Plastik yang tertinggal setelah panen dapat
menyebabkan degradasi lingkungan jika tidak ditangani dengan baik.
> Bedengan tinggi
Pada sistem bedengan tinggi, padi
ditumbuhkan pada bedengan yang dipisahkan oleh galur-galur dimana air irigasi
mengalir. Pada rekayasa irigasi, sistem bedengan tinggi dapat dibandingkan
dengan “irigasi galur”. Irigasi dilakukan secara sebentar-sebentar dan tanah
bedengan dominan pada kondisi aerobik; karena itu sistem ini dapat
dipertimbangkan sebagai sistem padi aerobik (ini berbeda dari penggunaan
bedengan pada tanah berat untuk merawat kondisi tanah yang lembab). Secara
umum, irigasi galur lebih efisien air daripada pembanjiran singkat, dan irigasi
galur harus menjaga ketentuan untuk padi aerobik. Ukuran yang lebih dulu dapat
beragam, bedengan biasanya sekitar 35 cm lebarnya, dipisahkan oleh galur
selebar 30 cm dengan dalam 25 cm. padi dapat dipindahkan atau ditanam secara
langsung pada bedengan. Sampai saat ini, sistem bedengan tinggi telah banyak
diuji pada varietas padi dataran rendah yang ada, dan keuntungan hasil mungkin
diharapkan ketika varietas aerobik yang cocok dikembangkan/digunakan. Peralatan
yang ditarik traktor telah dikembangkan dapat membentuk bedengan dan menanam
benih (kadang-kadang bersama dengan pupuk) dalam satu operasi.
Diantara keuntungan potensial
bedengan tinggi yaitu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan unsur hara,
memperbaiki pengelolaan air, hasil lebih tinggi, dan – ketika operasi secara
mekanisasi – mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan dan memperbaiki praktek
penaburan benih dan penyiangan gulma. Bagaimanapun, bedengan tinggi untuk padi
masih pada tahap percobaan dan sejumlah masalah masih perlu diatasi, seperti
resiko defisiensi besi, serangan gulma, kedalaman menabur yang tepat, dan
nematoda. Ada banyak laporan penghematan air irigasi secara mendasar dengan
padi pada bedengan dibandingkan dengan padi pindah tanam pada tanah yang diolah
dan digenangi secara kontinyu. Bagamanapun studi yang lain menyarankan bahwa
penjadwalan irigasi yang sama digunakan, penggunaan air irigasi padi yang
dipindahkan dan diolah secara datar itu sama, atau bahkan lebih tinggi pada
bedengan karena tingkat perkolasi yang lebih tinggi pada galur yang tidak
diolah dan durasi yang lebih lama dari padi yang ditanam secara langsung.
> Padi aerobik
Padi aerobik adalah sistem produksi dimana khususnya
mengembangkan varietas “padi aerobik” yang ditumbuhkan pada tanah kering, tidak
diolah, dan tidak jenuh. Dengan pengelolaan yang tepat, sistem tersebut
bertujuan untuk mendapatkan hasil paling tidak 4-6 ton per ha. Dibandingkan
dengan padi dataran rendah tergenang, padi aerobik membutuhkan lebih sedikit
30-50% air. Padi aerobik dapat ditemukan, atau dapat sebagai teknologi yang
cocok, pada wilayah berikut:
1.
Dataran tinggi yang baik”: wilayah dimana lahan datar, dimana air hujan
dengan atau tanpa irigasi tambahan cukup untuk membawa kandungan air tanah
secara sering dekat dengan kapasitas lapang, dan dimana petani mempunyai akses
ke masukan eksternal seperti pupuk.
2. Lahan pada lereng yang
lebih atas atau teras berombak pada dataran rendah tadah hujan. Hampir sering
tanah pada wilayah ini relatif bertekstur kasar dan dikeringkandengan baik,
jadi penggenangan dengan air terjadi hanya sebentar atau tidak sama sekali
selama musim pertumbuhan.
3. Irigasi air-pendek dataran
rendah: wilayah dimana petani tidak mempunyai akses ke air yang cukup lagi untuk
menjaga lahan sawah tergenang pada periode waktu yang penting.
Metode pengembangan yang biasa dilakukan adalah tanam benih
langsung kering. Padi aerobik juga membolehkan praktek pertanian konservasi
seperti yang digunakan pada tanaman dataran tinggi, seperti pelulsaan dan
pengolahan tanah minimal. Padi aerobik dapat dengan air hujan atau dengan
irigasi. Irigasi dapat diaplikasikan melalui penggenngan secara singkat,
irigasi galur 9atau bedengan tinggi), atau sprinkel. Tidak seperti padi
tergenang, irigasi-ketika diaplikasikan-tidak digunakan untuk menggenangi tanah
tetapi hanya membawa kandungan air tanah pada zona perakaran naik ke kapasitas
lapang. Pengelolaan hara spesifik lokasi (SSNM; www.irri.org/irrc/ssnm)
dapat digunakan untuk menentukan pengelolaan optimal pupuk. Pada ketiadaan
SSNM, 70-90 kg N ha-1 dapat berguna sebagai titik awal mendapatkan
hasil 4-6 t ha-1. Pemupukan pertama dapat diberikan 10-12 hari
setelah penanaman, pemupukan kedua pada anakan aktif, dan ketiga pada inisiasi
malai. Aplikasi
pupuk P dapat lebih kritis daripada untuk padi tergenang.
Lahan sawah yang tidak permanen
tergenang cenderung mengalami pertumbuhan gulma yang lebih dan lebih banyak
spesies gulma. Penggunaan herbisida yang cocok, ditambah penyiangan manual atau
mekanik pada fase awal pertumbuhan tanaman, diperlukan untuk mengontrol gulma.
Hama dan penyakit tular tanah seperti nematoda, kumbang akar, dan jamur dikenal
lebih banyak terjadi pada padi aerobik daripada padi tergenang, khususnya pada
daerah tropis. Direkomendasikan menumbuhkan padi aerobik dirotasikan dengan
tanaman dataran tinggi yang cocok pada wilayah tersebut.
Padi aerobik secara luas
dikembangkan di China bagian utara dan Brazil sedangkan fase percobaan di Asia
tropis. Informasi lebih lanjut mengenai padi aerobik dapat didapatkan pada http://www.irri.org/Aerobic_Rice.
Diterjemahkan
dari judul asli Water
management in irrigated lowland rice yang dipublikasikan pada www.knowledgebank.irri.org International Rice Research Institute diunduh tahun 2011
Terima kasih sudah re-post
BalasHapusSama sama
Hapus