Tlogoweru 12 April 2014 , Tiga
mahasiswa Fakultas Biologi Unes Semarang, meneliti dan mengembangkan
pengendalian ulet wangwung (Oryctes rhinoceros) dengan agensia hayati nematoda.
Penelitian tersebut bekerja sama antara kelompok tani , PPAH (Pusat
Pengembanagan Agensia Hayati) Desa Tlogoweru , Unes Semarang dan Dinas
Perkebunan Propinsi Jawa Tengah. Rencananya hasil penelitian dari Unes tersebut
akan diterapkan untuk penanggulangan hama wangwung (Oryctes rhinoceros) pada perkebunan
tanaman pohon kelapa kopyor di Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah.
Di
Jawa Tengah tanaman kelapa termasuk komoditas yang potensial, semua kabupaten
berpotensi dengan komoditas ini terutama pada daerah pantai yang banyak
ditanam/ diusahakan oleh rakyat, sebagian kecil yang diusahakan oleh Perusahaan
Perkebunan. Dalam pembudidayaan tanaman ini tentunya ada kendala yang dihadapi
oleh petani perkebunan yaitu serangan hama dan penyakit yang dapat merusak
tanaman dan mengakibatkan rendahnya produksi kelapa.
Salah satu hama paling utama yang sering kita jumpai dan secara ekonomis
merugikan yaitu Kumbang Kelapa Oryctes rhinoceros (Wangwung). Kumbang
ini senang hidup pada tempat-tempat sampah, limbah kayu, timbunan kotoran
ternak, tumpukan jerami, tunggul/pohon kelapa yang telah mati dsb. Tempat
tersebut dijadikan sarang aktif juga tempat perkembangbiakan mulai dari telur,
larva, pra pupa hingga pupa (kempompong). Kumbang dewasa (imago) dapat
menyerang semua jenis tanaman kelapa seperti kelapa dalam, kelapa genjah,
maupun hibrida. Sampai Saat ini belum ada tanaman kelapa yang tahan serangan
hama ini.
Tiga mahasiswa Unes Semarang yaitu mbak Masitoh,
mbak Indah dan mbak Vita Marinda mencari informasi mengenai ulet wangwung, dan
hormon feromon pada wangwung di Desa Tlogoweru Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, dengan nara sumbernya yaitu Bapak
Supadi dan Bapak Pujoarto. Beliau sebagai pengelola PPAH ( Pusat Pengembangan Agensia
Hayati ) Desa Tlogoweru. dan kedua beliau tersebut adalah ketua kelompok tani di
Desa Tlogoweru juga sebagai
penyuluh swadaya mengenai hama dan penyakit tanaman pangan.
Sambil duduk-duduk santai Pak Pujoarto dan Pak Supadi menjelaskan mengenai wangwung dengan sekali-kali diselingi gurauan. Menurut beliau berdua tanda-tanda
serangan hama wangwung itu dimulai dari daun yang terserang Oryctes sp nampak
seakan-akan tergunting, akan lebih jelas terlihat sesudah pelepah daun terbuka
dan bentuk guntingan membentuk huruf V, hal ini merupakan ciri khas dari
serangan kumbang ini. Stadia yang membahayakan adalah pada stadia dewasa
(kumbang).
Kumbang dewasa akan terbang keatas
menuju bagian tajuk kelapa pada malam hari dan mulai bergerak ke bagian dalam
melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas tajuk. Biasanya ketiak pelepah
ketiga, keempat atau kelima merupakan tempat masuk yang paling disukai.
Wangwung
(Oryctes rhinoceros) dewasa merusak bagian pucuk pelepah daun kelapa, sedangkan
larva sampai pupa hidup pada tempat sarang timbunan kotoran hewan, sampah,
jerami, tunggul kelapa batang kelapa yang mati sehingga tidak berpotensi
merusak tanaman kelapa.
Menurut
Pak Supadi ketua kelompok tani di Desa Tlogoweru Demak, Biologi
dan Morpologi wangwung dalam perkembangbiakan kumbang ini melalui 4 stadia,
yaitu :
1.
Telur
Bentuk lonjong, warna putih dan diliputi
oleh butiran tanah. Panjang 3-3,5 mm, lebar 2 mm. Menjelang menetas panjangnya
± 4 mm lebar ± 3 mm, bagian kepala berwarna coklat stadium telur lamanya 11-13
hari.
2. Larva
Yang baru menetas berwarna putih bagian
kepala merah kecoklatan panjang 7-8 mm, sudah dewasa panjang 60-105 mm, lebar
25 mm, bentuk badan membengkak ujung perut (abdomen) membentuk kantong badan
larva ditumbuhi rambut-rambut pendek. Larva membutuhkan waktu antara 2-4 bulan
untuk menjadi pupa.
3. Pupa
(kepompong)
Berwarna coklat panjang 45-50 mm
lebar 22 mm. Bakal alat mulut, bakal sayap, dan bakal tungkai terlihat jelas.
Pada bagian kepala juga nampak culanya. Kepompong terdapat dalam kokon yang terbuat
dari tanah. Lama stadium pupa 19-21 hari. Kumbang yang baru terbentuk tidak
segera keluar, tapi masih terlindung dalam kokon selama 14-28 hari.
4. Imago
Berwarna hitam, bagian bawah
berwarna coklat kemerahan panjang 4-5 cm dan lebar 2-2,5 cm. Kumbang jantang
bercula lebih panjang dari yang betina sekitar ekor tidak berambut atau gundul.
Ciri khas kumbang betina sekitar ekor berambut lebat. Kumbang mencari makan
terbang kepucuk pohon kelapa dan terjadi perkewaninan, sedangkan kalau mau
bertelur kebawah menuju sampah, limbah atau kotoran hewan. Waktu terbang
biasanya sekitar jam 18.00 - 19.00, kumbang juga tertarik pada cahaya dan tidak
terbang jauh, maka memilih sampah yang terdekat. Umur kumbang sekitar 4-4,5
bulan, yang betina mulai bertelur pada umur 20-62 hari setelah meninggalkan
kokon jumlah telur mencapai 70-80 butir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar